parlemenbanten.com – Calon Wakil Presiden (Cawapres) Mahfud MD mengingatkan masyarakat untuk mengedepankan suara rakyat sebagai prioritas utama saat memilih. Dia berharap Pemilu 2024 dijalankan dengan jujur dan adil. “Ingat ada adagium vox populi vox dei, suara rakyat itu adalah suara Tuhan,” kata Mahfud dikutip dari keterangan video pada senin (13112023).
Pepatah tersebut menunjukkan masyarakat akan mencari cara sendiri untuk meraih kemenangan, bahkan jika mereka menghadapi tekanan atau perlakuan sewenang-wenang dari pihak berkuasa.
Mahfud menegaskan pentingnya menjalani proses pemilu tanpa adanya tindakan kecurangan. Menurut dia, karena kecurangan, kesewenang-wenangan, pemaksaan, dan penipuan dalam pemilu tidak akan membawa berkah.
Jika ada pihak yang menentang keinginan rakyat atau menindas mereka dengan cara yang tidak adil, maka keinginan masyarakat tersebut akan mencari cara sendiri untuk mencapai kemenangan.
Menko Polhukam itu dalam pertemuan dengan relawannya mengajak mereka untuk mempersiapkan diri dan melaksanakan pemilu dengan prinsip langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil, sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang.
Vox Populi Vox Dei (Suara Rakyat, Suara Tuhan) Adagium “Vox Populi Vox Dei,” sering disuarakan di Indonesia, terutama terkait Gerakan Reformasi 1998 yang menandai akhir Orde Baru. Meskipun tidak sebesar “people power” di Filipina, gerakan mahasiswa Indonesia mencerminkan “moral force” dan tuntutan suara rakyat agar rezim turun.
Puncaknya, Presiden Soeharto lengser. Ungkapan ini sering dikaitkan dengan William of Malmesbury (abad ke-12) dan surat Alcuin of York kepada Charlemagne pada tahun 798. Meskipun sering diartikan secara mentah-mentah bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan, hal ini menyiratkan bahwa pendapat umum selalu benar.
Adagium “vox populi, vox dei” berasal dari bahasa Latin yang berarti “suara rakyat adalah suara Tuhan.” Artinya, pendapat atau pilihan mayoritas rakyat dianggap memiliki kekuatan atau legitimasi yang tinggi, seolah-olah merepresentasikan kehendak atau keputusan Tuhan.
Adagium ini menekankan pentingnya mendengarkan dan menghormati suara mayoritas dalam konteks pengambilan keputusan atau pemilihan umum.
Ketua Umum DPP Lajur Indonesia, Martua Nainggolan menegaskan bahwa langkah juang rakyat untuk memilih dan menentukan pemimpin bangsa (Presiden dan Wakil Presiden) tidak bisa dilakukan dengan cara cara kotor. Vox populi vox dei,suara rakyat suara Tuhan.
Saat ini kesadaran politik rakyat tidak bisa dibodohi oleh cara cara lama apalagi cara kotor yang menggunakan kekuasaan sebagai alat kepentingan segelintir kelompok. Mari belajar pada sejarah, bahwa yang tidak murni terbakar mati. Tegas Martua Nainggolan. (msm)