PAPUA, (parlemenbanten.com)—Kelompok Separatis Teroris (KST) Papua secara terus menerus melakukan aksi kekerasan bersenjata secara brutal membabi buta dan sangat keji, Jumat (18/8/2023).
“Rabu 16 Agustus 2023, sekira pukul 21.45 WIT, telah terjadi gangguan tembakan di Kompleks Yosoma sehingga mengakibatkan tiga warga sipil meninggal dunia,” ujar Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri, melalui pesan singkat, Kamis (17/8/2023).
Lebih lanjut, disampaikannya Personel TNI-Polri yang merespons laporan tersebut sempat terlibat kontak tembak di sekitar lokasi kejadian. Setelah beberapa saat, petugas berhasil menemukan ketiga korban. Tiga orang tersebut sebelumnya pergi dari Batas Batu dan hendak ke Kenyam. Ketiga korban yang dimaksud adalah Steven Didiway, Michael Rumaropen, dan Samsul Ahmad. Mengenai para pelaku, Fakhiri menduga mereka adalah KKB yang selama ini kerap membuat aksi kriminal di Nduga.
Kejadian ini sangat disayangkan oleh segenap pihak karena di saat putri Papua Pegunungan, Lilly Wenda dengan bangganya membawa Baki Sang Saka Merah Putih di Istana Negara, saat itu pula KST membunuh saudaranya sendiri, sungguh sangat ironis.
Kepala Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua Frits Ramandey sangat menyesalkan aksi itu. Apa pun alasannya, pembunuhan bertentangan dengan prinsip hak asasi manusia.
“Kelompok sipil bersenjata melakukan kekerasan ke kelompok sipil yang tidak memiliki kepentingan apa pun. Perbuatan mereka sangat sporadis dan adanya unsur kriminal,” ujar Frits.
Michael Rumaropen merupakan Orang Asli Papua (OAP) yang berprofesi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Selama ini, Michael Rumaropen merupakan OAP yang berperilaku baik yang dapat menjadi contoh tauladan dalam lingkungannya. Ia merupakan kebanggaan dan tulang punggung keluarga. Dengan tangisan yang histeris keluarga Michael melihat kematiannya dibunuh dengan keji oleh KSTP. Saat ini hanya tinggal kenangan bayangan pembantaian Michael oleh KST yang tertanam dalam benak keluarga.
Aksi teror KSTP tersebut bukan kali pertama karena sehari sebelumnya, KSTP telah menghancurkan fasilitas umum tower yang sangat diperlukan oleh warga Papua khususnya oleh warga OAP bahkan honai warga pun juga dibakar, demikian juga kebrutalan KSTP telah melakukan teror dengan menembak anak-anak sekolah yang sedang berlatih pengibaran Bendera Merah Putih. Sangat memprihatinkan disaat rakyat Papua membutuhkan ketenangan dan kedamaian dalam menyongsong hidup untuk menjadikan masyarakat Papua yang maju dan bermartabat, malah KST melakukan tindakan yang kejam, brutal dan cenderung sadis tidak berperikemanusiaan. (*)